Selasa, 29 Desember 2009

Gaya Reciprokal

Nama Guru : Isnan Aziz Hisbullah
NIM : 07601244085

1. Sasaran : Siswa dapat melakukan dan menguasai teknik sepak kuda dalam permainan sepak takraw
2. Isi atau Prosedur:
A. Pra Pertemuan
- Guru membariskan siswa menjadi dua bersaf.
- Guru menjelaskan materi yang akan dilaksanakan, yaitu sepak kuda pada sepak takraw.
- Guru menyampaikan tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa.
- Guru membagi siswa berpasangan untuk yaitu sebagai pelaku dan pengamat.
- Guru membagikan lembaran kriteria kepada pengamat.

B. Pertemuan
- Siswa melakukan latihan sepak kuda seperti yang diperintahkan melalui kertas tugas yang nanti akan dinilai oleh pasangannya.
- Siswa pelaku melakukan latihan dalam jumlah yang ditentukan.
- Pengamat mengamati pelaku dan menganalisa untuk membuat umpan balik kepada pelaku.
- Guru mengamati kegiatan berlangsung.
- Setelah selesai, siswa pelaku dan pengamat saling bergantian.

C. Pasca pertemuan
- Guru mengumpulkan siswa kembali.
- Siswa pengamat memberikan umpan balik kepada pelaku.
- Guru menutup pelajaran.

3. Waktu kira-kira : 10 menit.







LEMBAR KRITERIA PENGAMATAN
TEKNIK DASAR SEPAK KUDA

Uraian Tugas Hal yang Dinilai/Diamati Gambar Contoh Umpan Balik Peran Pengamat

- Melakukan teknik dasar sepak kuda dalam permainan sepak takraw dengan kaki bebas boleh kanan semua, boleh kiri semua atau kanan-kiri.
- Jumlah pelaksanaan sepakan bertingkat dimulai dari 15 kali sepakan berhenti, kemudian berlanjut menjadi 20 sepakan, dan terakhir adalah 30 sepakan baru berhenti.



Yang harus diaamati adalah sepakan menggunakan bagian punggung kaki. Posisi kaki saat menyepak bola dan perkenaan bola. Arah bola lurus ke atas setinggi lutut dan bola bergulir tenang sehingga tidak melenceng jauh dari kaki.

- Perkenaan bola kurang pas pada punggung kaki.
- Jangan menggunakan ujung kaki pada saat menyepak bola.
- Badan tenang dan diusahakan pada saat melakukan sepakan, pelaku berdiri di tempat dan tidak berpindah-pindah tempat.
Mengamati teknik yang dilakukan oleh pelaku, mulai dari perkenaan bola pada saat disepak, arah bola setelah disepak, dan posisi tubh pelaku pada saat melakukan sepakan.






Kertas Tugas
GAYA RESIPROKAL

Nama Pelaku :
Kelas :
Materi : Sepak Kuda

NO TUGAS/KRITERIA PELAKU I PELAKU II
1. Sikap awal, berdiri tegak salah satu tangan memegang bola, tungkai rapat. Ya Tidak Ya Tidak
2. Jatuhkan bola, bola disepak dengan salah satu kaki.
3. Perkenaan bola pada bagian punggung kaki
4. Arah bola pantulan tegak lurus ke atas dari hasil sepakan, kira-kira setinggi lutut.
5. Bola jatuh kembali, dan dapat disepak kembali dengan bagian punggung kaki.
6. Mengakhiri gerakan dengan sikap berdiri tegak seperti semula.


Nama Pengamat :
NIM :

Permainan Dengan Alat

Nama : Isnan Aziz Hisbullah
NIM : 07601244085
Kelas : PJKR D
Materi : Permainan dengan alat
Nama permainan : Lingkaran Bersatu

Aturan permainan:
a. Anak dibagi menjadi dua kelompok, diusahakan sama rata dan seimbang.
b. Masing-masing kelompok saling bergandengan membentuk lingkaran dan tidak boleh putus atau terpisah.
c. Tiap kelompok berada di daerah yang berseberangan yang telah ditentukan.
d. Kedua kelompok saling bertanding untuk berebut bendera atau bola atau yang lainnya yang berada di tengah lapangan.
e. Bendera atau bola tersebut diambil dari tengah lapangan untuk dimasukkan dalam lingkaran yang berada di daerahnya masing-masing. Dalam pengambilan bendera atau bola tersebut, masih dalam keadaan melingkar dan tidak boleh terputus. Tiap satu bendera atau bola yang diambil mendapatkan poin satu. Bendera atau bola yang telah diambil harus dimasukkan dalam lingkaran dan harus masuk di dalam lingkaran. Apabila berada di luar lingkaran maka tidak dihitung sebagai poin.
f. Anak boleh berjalan, boleh juga berlari pada saat bertanding. Akan tetapi anak tidak boleh loncat, lompat, ataupun ankling, hanya boleh berjalan atau berlari. Yang terpenting tidak boleh terputus lingkarannya. Apabila terputus ataupun terlepas, maka tim tersebut dianggap kalah.
g. Tim yang paling banyak dan cepat dalam mengumpulkan bendera ataupun bola adalah tim yang menang.

Gaya Latihan

Nama Guru : Isnan Aziz Hisbullah
NIM : 07601244085

Rencana Pelajaran: Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Tanggal: 07 Desember 2009. Kegiatan: Sepak takraw. Peralatan: Bola sepak takraw. Alat Bantu Mengajar: Peluit, stopwatch. Sasaran Penampilan: Siswa dapat melakukan sepak kuda dengan benar. Penilaian Penampilan: Jumlah sepakan dalam satu menit.

1. Sasaran : Siswa dapat melakukan dan menguasai teknik sepak kuda dalam permainan sepak takraw
2. Isi atau Prosedur:
A. Pra Pertemuan
- Guru membariskan siswa menjadi dua bersaf.
- Guru menjelaskan materi yang akan dilaksanakan, yaitu sepak kuda pada sepak takraw.
- Guru menyampaikan tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa.
- Guru memberikan contoh gerakan sepak kuda.

B. Pertemuan
- Siswa melakukan latihan sepak kuda seperti yang diperintahkan oleh guru.
- Masing-masing anak melakukan latihan sendiri masing-masing menggunakan satu buah bola.
- Masing-masing anak melakukan sepak kuda berdasarkan repetisi yang ditentukan.
- Siswa melakukan latihan dalam waktu yang ditentukan.
- Guru mengamati dan memberikan pembenaran kepada siswa yang salah.

C. Pasca pertemuan
- Guru mengumpulkan siswa kembali.
- Guru memberikan penilaian dan umpan balik kepada siswa.
- Guru menutup pelajaran.

3. Waktu kira-kira : 10 menit.
4. Petunjuk : Harus diperhatikan gerakan kaki dan perkenaan bola pada kaki. Kemudian diperhatikan juga arah pantulan bola setelah disepak, bola lurus ke atas dan bola bergulir tenang.



KERTAS TUGAS

Nama :
Kelas :
Tanggal : 07 Desember 2009
Mata Pelajaran: Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Perintah untuk siswa: siswa melakukan latihan sepak kuda dalam permainan sepak takraw dengan benar.

Uraian Tugas Jumlah
Tugas Komentar
Kemajuan Umpan Balik

Sepak kuda dengan kaki bebas boleh kanan semua, boleh kiri semua atau kanan-kiri.
- Ulangan : 3 kali.
- Lamanya: 1 menit.
- Jarak: 30 detik.
Sepakan menggunakan bagian punggung kaki. Arah bola lurus ke atas setinggi lutut dan bola bergulir tenang sehingga tidak melenceng jauh dari kaki.
Guru memberikan penilaian kepada siswa berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa.

Gaya Inklusi

Nama Guru : Isnan Aziz Hisbullah
NIM : 07601244085

1. Sasaran : Siswa dapat melakukan dan menguasai teknik sepak kuda dalam permainan sepak takraw

2. Isi atau Prosedur:
A. Pra Pertemuan
- Guru membariskan siswa menjadi dua bersaf.
- Guru menjelaskan materi yang akan dilaksanakan, yaitu sepak kuda pada sepak takraw.
- Guru menyampaikan tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa.
- Guru membagikan lembaran tugas kepada siswa.

B. Pertemuan
- Siswa melakukan latihan sepak kuda seperti yang diperintahkan melalui kertas tugas yang diberikan oleh guru.
- Siswa melakukan sepak kuda dengan memilih sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.
- Siswa menentukan sendiri untuk mengulang latihan dan siswa boleh mencoba untuk tugas berikutnya.
- Guru mengamati kegiatan berlangsung secara individual.

C. Pasca pertemuan
- Siswa berkumpul kembali.
- Siswa mengidentifikasi kemampuan mereka masing-masing.
- Pembelajaran ditutup.




KISI-KISI PEMBELAJARAN

Nama tugas : Sepak Kuda
Mengidentifikasi rentangan tugas.
No Faktor-faktor Rentangan
1. Jumlah ulangan 2-5 kali
2. Waktu 30 detik, 45 detik, 60 detik
3. Ketinggian sepakan - di bawah lutut
- setinggi lutut
- di atas lutut
4. Arah sepakan - bebas, tidak tegak lurus
- tegak lurus
- tegak lurus, bola bergulir tenang
5. Jumlah sepakan 10-60 sepakan
6. Posisi badan - berpindah-pindah
- tidak keluar dari kotak
7. Tungkai yang digunakan - kanan saja
- kiri saja
- kanan-kiri

Gaya Inklusi

Nama Guru : Isnan Aziz Hisbullah
NIM : 07601244085

1. Sasaran : Siswa dapat melakukan dan menguasai teknik sepak kuda dalam permainan sepak takraw

2. Isi atau Prosedur:
A. Pra Pertemuan
- Guru membariskan siswa menjadi dua bersaf.
- Guru menjelaskan materi yang akan dilaksanakan, yaitu sepak kuda pada sepak takraw.
- Guru menyampaikan tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa.
- Guru membagikan lembaran tugas kepada siswa.

B. Pertemuan
- Siswa melakukan latihan sepak kuda seperti yang diperintahkan melalui kertas tugas yang diberikan oleh guru.
- Siswa melakukan sepak kuda dengan memilih sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.
- Siswa menentukan sendiri untuk mengulang latihan dan siswa boleh mencoba untuk tugas berikutnya.
- Guru mengamati kegiatan berlangsung secara individual.

C. Pasca pertemuan
- Siswa berkumpul kembali.
- Siswa mengidentifikasi kemampuan mereka masing-masing.
- Pembelajaran ditutup.




KISI-KISI PEMBELAJARAN

Nama tugas : Sepak Kuda
Mengidentifikasi rentangan tugas.
No Faktor-faktor Rentangan
1. Jumlah ulangan 2-5 kali
2. Waktu 30 detik, 45 detik, 60 detik
3. Ketinggian sepakan - di bawah lutut
- setinggi lutut
- di atas lutut
4. Arah sepakan - bebas, tidak tegak lurus
- tegak lurus
- tegak lurus, bola bergulir tenang
5. Jumlah sepakan 10-60 sepakan
6. Posisi badan - berpindah-pindah
- tidak keluar dari kotak
7. Tungkai yang digunakan - kanan saja
- kiri saja
- kanan-kiri

Contoh gerakan Roll kip


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri Taruna Bangsa
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas/ Semester : VII (tujuh) / 1 (satu)
Standar Kompetensi : Mempraktikkan permainan tanpa alat loncat kangguru dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar : Melakukan rangkaian permainan loncat kangguru serta nilai kerjasama, kedisiplinan, dan tanggung jawab.
Indkator : 1. Siswa mengerti bentuk permainan loncat kangguru beserta aturan-aturannya.
2. Siswa mengerti konsep meloncat dan melompat.
3. Siswa mampu melakukan praktik permainan loncat kangguru secara berkelompok.
4. Siswa mampu menerapkan sikap kerjasama, kedisiplinan, dan tanggung jawab di dalam kelompok.
5. Siswa melakukan gerakan meloncat dari posisi jongkok dengan benar.
6. Siswa dapat melakukan permainan sederhana bersifat kompetisi.
7. Siswa merasakan senang setelah bermain.
Alokasi Waktu : 2x40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat melakukan permainan tanpa alat loncat kangguru dan mampu meloncat dari posisi jongkok dengan benar.

B. Materi Pembelajaran
Bermain: permainan tanpa alat loncat kangguru.

C. Metode Pembelajaran
- inclusive (cakupan)
- demonstrasi
- part and whole (bagian dan keseluruhan)
- reciprocal (timbal balik)

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
• Siswa dibariskan menjadi empat bersaf.
• Guru menyiapkan siswa, membuka pelajaran dengan berdoa, kemudian presensi.
• Guru memberikan penjelasan materi permainan loncat kangguru.
b. Kegiatan Inti
• Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak.
• Semua kelompok saling bertanding.
• Dalam setiap kelompok, anggota kelompok membentuk satu garis lurus, dan dalam posisi duduk, kaki dilunjurkan lurus. Jarak antar anak kurang lebih 1 meter.

• Anak pada posisi pertama jongkok di belakang garis start, kemudian setelah aba-aba start, anak meloncat melewati kaki teman-temannya, satu demi satu.

• Setelah melewati pemain terakhir, pemain yang meloncat tadi kemudian duduk di posisi setelah pemain terakhir, dengan jarak yang sama.

• Setelah duduk, baru kemudian pemain yang tadi berada pada posisi dua gantian yang meloncat. Begitu seterusnya sampai pemain posisi lima selesai meloncat.

• Regu yang paling cepat adalah pemenangnya. Yaitu sampai pemain terakhir atau pemain kelima selesai meloncat.

• Jarak duduk harus selalu sama, berdasarkan titik-titik yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Kegiatan Akhir
- Siswa dibariskan.
- Evaluasi.
- Berdoa kemudian ditutup.

E. Sumber Belajar
- Lapangan
- Buku panduan.


Yogyakarta, 11 November 2009

Guru Mata Pelajaran


Isnan Aziz Hisbullah
NIM: 07601244085

Metode Pembelajaran

Belajar merupakan suatu hal yang penting dalam proses perkembangan anak. Demi tercapainya tujuan pembelajaran yang baik, maka proses pembelajarannya pun harus baik dan sesuai atau efektif untuk diterapkan. Oleh sebab itu, banyak metode-metode atau model-model pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam proses pembelajaran di sekolah. Bentuk-bentuk metode atau model pembelajaran tersebut antara lain adalah:

1. Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.

2. Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

3. Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.

4. Metode Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).

Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.

5. Metode Teaching Games for Understanding (TgfU)
Metode ini merupakan model pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang pada proses pembelajarannya dilaksanakan melalui konsep games atau bermain. Siswa ditanamkan untuk mengenal terlebih dahulu bagaimana konsep dari sebuah permainan. Yaitu taktik lebih dipentingkan dibandingkan dengan teknik. Teknik dibelajarkan setelah pemahaman terhadap konsep atau taktik dipahami oleh siswa.
Dalam model ini, siswa diajarkan bagaimana bermain taktik terlebih dahulu, kemudian baru diajarkan tekniknya. Metode ini bertujuan agar anak dapat merasa senang dengan pembelajaran karena bentuk pembelajarannya yang diterapkan dalam sebuah permainan dan tidak terus-terusan diberikan teknik-teknik saja.

Daftar Pustaka

Arif Luqman Nadhirin. (2008). ”Metode Pembelajaran Efektif.” http://nadhirin.blogspot.com/2008/08/metode-pembelajaran-efektif.html

Rudi Sopiana Ependi. (2008). “Metode Pembelajarn Efektif.” http://ro3d7.wordpress.com/2008/05/14/metode-pembelajaran-efektif.html

Teknologi Pembelajaran poenya